Terbaru! Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Kemendikdasmen

MediaBagi.com. Simak informasi terbaru tentang Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dari Puskurjar Kemendikdasmen berikut.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) telah menerbitkan Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Transformasi Pembelajaran Menuju Pendidikan Bermutu Untuk Semua.

Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam tersebut berisi antara lain latar belakang konsep, pengertian, landasan, prinsip pembelajaran, hingga rekomendasi strategis implementasi Pembelajaran Mendalam.

Latar Belakang

Di dalam Paparan Pembelajaran Mendalam disampaikan bahwa konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dilatar belakangi oleh beberapa hal berikut.

1. Perubahan masa depan yang sulit diprediksi.

2. Bonus Demografi 2035 dan Visi Indonesia Emas 2045.

3. Permasalahan mutu pendidikan: Literasi, Numerasi, HOTs, Ketimpangan Mutu Pendidikan.

4. Kompetensi masa depan

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka Pembelajaran Mendalam diharapkan dapat menjadi solusi mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.

Kemampuan HOTS Peserta Didik Indonesia Masih Rendah

Hasil PISA menunjukkan bahwa siswa Indonesia hanya bisa menjawab materi level 1-3 saja (LOTs: Lower order thinking skills), sementara peserta didik negara lain sudah sampai level 4 – 6 (HOTs; Higher order thinking skills)

Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Kemendikdasmen
Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Kemendikdasmen

Tujuan dan Ruang Lingkup Naskah Akademik

Tujuan dari paparan konsep Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan landasan kebijakan Kemendikdasmen terkait Pembelajaran Mendalam (PM).

2. Menyediakan acuan pengembangan program, sumber daya, dan infrastruktur.

3. Mendeskripsikan kerangka kerja strategis implementasi Pembelajaran Mendalam.

Konsep akademik Pembelajaran Mendalam dilakukan dengan prinsip: Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan.

Faktor pendukung:

1. Infrastruktur, SDM, dan kebijakan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

2. Distribusi tugas fungsi unit utama Kemendikdasmen.

Apa Pembelajaran Mendalam?

Definisi :

Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

Pembelajaran Mendalam sebagai Solusi

Screenshot 44 1

Pembelajaran Mendalam dapat menjadi solusi untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas bagi semua anak bangsa. Dengan pendekatan yang lebih humanis ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan 8 dimensi profil lulusan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan kebutuhan masa depan.

8 Dimensi Profil Lulusan

Berikut adalah 8 dimensi Profil Lulusan sesuai konsep Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen.

1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME

Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kewargaan

Individu yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan.

3. Penalaran Kritis

Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.

4. Kreativitas

Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau
informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

5. Kolaborasi

Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.

6. Kemandirian

Individu yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.

7. Kesehatan

Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).

8. Komunikasi

Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Landasan Pembelajaran Mendalam

1. Landasan Filosofis

Filosofi K.H. Ahmad Dahlan

a. Pendidikan berlandaskan tujuan hidup.

b. Tidak sombong, gigih belajar, dan tuntas berkarya.

c. Optimalkan akal untuk kebenaran sejati.

d. Berani menegakkan kebenaran.

e. Berbuat untuk kemanusiaan (tidak memperalat).

f. Mengamalkan ilmu agama dengan kualitas tinggi.

g. Pendidikan sebagai alat perubahan sosial menuju masyarakat berkemajuan.

Filosofi Ki Hajar Dewantara

a. Pembelajaran memerdekakan (tanpa pembiaran).

b. Pusat pada peserta didik, mengakui otoritas guru.

c. Sistem among dan Trikon (kontinuitas, konvergensi, dan konsentrisitas).

d. Prinsip Asah, Asih, Asuh.

e. Pendidikan: pranata sosial, pelestari kebudayaan, membangkitkan kegembiraan (konsep “Taman”).

2. Landasan Teoretis

Screenshot 45

Konsep Pembelajaran Mendalam

a. Membangun keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural.

b. Mengaplikasikan pengetahuan pada konteks baru.

c. Dukungan Experiential Learning (Kolb, 1984).

d. Pendekatan berbasis pengalaman: refleksi, konseptualisasi, eksperimen.

Kerangka Pengetahuan

a. Foundational Knowledge: Dasar ilmu dan fakta.

c. Meta Knowledge: Hubungan, pola, dan analisis.

c. Humanistic Knowledge: Nilai kemanusiaan dan makna mendalam. (Heick, 2020)

3. Landasan Sosiologis

Hakikat Pendidikan

a. Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.

b. Membangun bangsa yang majemuk menjadi maju dan berjati diri melalui perilaku berbasis nilai Pancasila dan Ipteks.

c. Pendidikan holistik mencakup budaya, sistem, dan lingkungan untuk menciptakan kehidupan kebangsaan yang cerdas.

Peran Pembelajaran Mendalam

a. Fondasi sistem pendidikan nasional untuk mengembangkan intelektual, moral, dan kinerja peserta didik.

b. Memadukan kesadaran spiritual, sosial, kontekstual, dan kegembiraan lahir batin.

c. Mendukung kualitas pembelajaran berbasis kultur masyarakat yang sesuai visi pendidikan nasional (Dewantara, 1967).

4. Landasan Yuridis dan Empiris

Landasan Yuridis

a. Pasal 31 UUD 1945: Hak setiap warga negara untuk pendidikan berkualitas.

b. UU No. 20 Tahun 2003: Pengembangan potensi manusia beriman, berakhlak, dan berkompetensi.

c. UU No. 8 Tahun 2016: Pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas.

d. UU No. 6 Tahun 2023: Kemitraan vokasi dan teknologi untuk pembelajaran adaptif.

Landasan Empiris

a. Perubahan Kurikulum: 11 kali sejak 1947, kini Kurikulum Merdeka (2022).

b. Kompetensi Masa Depan: Fokus pada kreativitas, kolaborasi, dan penguasaan teknologi.

c. Pembelajaran Bermakna: Berdasarkan pendekatan global, menekankan pembelajaran interaktif dan inspiratif.

Prinsip Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalan harus diterakan dalam prinsip-prinsip tertentu. Terdapat 3 (tiga) prinsip Pembelajaran Mendalam, yaitu Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan. 

1. Berkesadaran

Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.

Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

2. Bermakna

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/penguasaan konten, namun berorientasi
pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

3. Menggembirakan

Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung
secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar yang akan didapatkan peserta didik dari Pembelajaran Mendalam adalah sebagai berikut.

Screenshot 46 1

1, Kemampuan Mengaplikasi : Pendalaman Pengetahuan (Extending Knowledge)

2. Kemampuan Memahami

a. Pengetahuan Esensial (Foundational Knowledge)

b. Pengetahuan Aplikatif (Applied Knowledge)

c. Pengetahuan Nilai dan Karakter (Humanistic Knowledge)

3. Kemampuan Merefleksi : Regulasi Diri (Self-Regulation)

Tapan Pembelajaran Mendalam

1. Memahami

Tahap awal peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks.

Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial (foundational knowledge), pengetahuan aplikatif (applied knowledge), dan pengetahuan nilai dan karakter (humanistic knowledge).

2. Mengaplikasi

Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas peserta didik mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik melalui pendalaman pengetahuan (extending knowledge).

3. Merefleksi

Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri (self regulation) sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.

Paparan Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dari Puskurjar, Kemendikdasmen selengkapnya dapat di unduh pada tautan ini.***

MediaBagi.com

Tinggalkan Balasan