Kompetensi abad 21 bagi peserta didik adalah bekal penting yang diperlukannya untuk menyongsong kehidupan di masa depan. Tugas guru, orangtua, dan masyarakat adalah mendukung peserta didik di dalam menyiapkan bekal tersebut.
Di dalam konsep deep learning, keterampilan abad 21 ini disebut sebagai keterampilan 6C. Untuk menciptakan pembelajaran secara holistik holistik dan terpadu, peserta didik tidak cukup hanya dibekali keterampilan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity) saja.
Ternyata dalam deep learning dibutuhkan dua keterampilan lagi untuk mendukung keterampilan 4C, yaitu Citizenship dan Character. Dengan demikian, keterampilan 6C pada abad 21 ini meliputi Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, Citizenship. dan Character.
Baca : Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Deep Learning adalah sebuah pendekatan terhadap pendidikan yang dirancang agar peserta didik memahami materi pelajaran sekaligus juga mengembangkan kompetensi, keterampilan, dan karakter. Melalui pendekatan ini, kompetensi siswa tidak diukur semata-mata dari kemampuannya menghafal dan menguasai materi pelajaran.
Di dalam Deep Learning, pendidikan dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar sukses secara akademis sekaligus aktif di tengah masyarakat. Pembelajaran di kelas dan mengikuti ujian tak lagi menjadi fokus utama pembelajaran. Sebaliknya, membekali siswa dengan keterampilan abad 21 menjadi tujuan pembelajaran.
Berikut adalah penjelasan mengenai keterampilan 6C, keterampilan Abad 21 yang harus dimiliki peserta didik.

1. Communication (Komunikasi)
Komunikasi (Communication) merupakan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam ruang lingkup pendidikan, sosial, dan, kelak, profesional.
Di dalam setiap jenjang kehidupan, keterampilan berkomunikasi sangat diperlukan agar tercapai pemahaman yang sama oleh semua pihak.
Melalui keterampikan ini, peserta didik akan memiliki kemampuan komunikasi dengan baik dapat membangun hubungan yang positif, menjembatani perbedaan pendapat, dan menciptakan pemahaman bersama dalam lingkungan sosial maupun profesional.
Supaya komunikasi menjadi keterampilan abad 21 yang bermanfaat bagi peserta didik, maka guru dapat melakukan beberapa aktivitas di kelas untuk memupuk keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi. Misalnya dengan diskusi kelompok, debat ilmiah, simulasi wawancara, dan penugasan projek.
2. Collaboration (Kolaborasi)
Kolaborasi (Collaboration) juga bisa menjadi upaya bagi peserta didik untuk mengasah kemampuan berkomunikasi di dalam kelompok.
Peserta didik dengan kemampuan kolaborasi, akan mampu berkontribusi secara aktif, menggunakan pemecahan masalah bersama, dan menciptakan suasana yang harmonis untuk mencapai tujuan bersama.
Kolaborasi merupakan keterampilan abad 21 yang tidak dapat dielakkan peserta didik dan dapat diterapkan melalui kolaborasi di dalam kelas.
Di dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi peserta didik di kelas. guru dapat mengubah kelompok, serta mengubah tempat duduknya.
Baca : Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Dikdasmen
3. Critical Thinking (Berpikir Kritis)
Keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking) berkaitan dengan kemampuan siswa dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dijumpai.
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul.
Tidak hanya menganalisis, peserta didik juga akan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapat, sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
Guru dapat dapat mendorong siswa berpikir kritis dengan melontarkan asumsi yang lantas memicu mereka untuk bertanya. Kegiatan lain yang serupa dapat dilakukan untuk membuat siswa berpikir dan belajar secara mendalam, misalnya melalui model pembelajaran berbasis masalah (Problem based Learning).
4. Creativity (Kreatif)
Kreatif (creativity) dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru, bisa berupa gagasan atau karya nyata. Kreatif juga bisa berarti memiliki daya cipta.
Peserta didik yang kreatif dan kritis cenderung mampu menyelesaikan persoalan tanpa menanggung beban mental yang berlebihan.
Meskipun tidak banyak peserta didik yang mampu berpikir krits dan kreatif, guru harus dapat memberikan pengalaman belajar yang sedemikian rupa, sehingga sisi kreatif peserta didik akan muncul. Kompetensi siswa dalam berkreativitas dapat ditumbughlan, contohnya melalui kegiatan seni.
5. Citizenship (Kewargaan)
Kewargaan (citizenship) menunjukan individu yang memiliki rasa cinta tanah air, menaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan.
Fokus kewargaan, yaitu kesadaran peserta didik untuk berkontribusi terhadap kebaikan bersama sebagai warga negara dan warga dunia.
Kewargaan ini menekankan pada pentingnya lingkungan tempat peserta didik tinggal dan belajar. Di dalam arus informasi global seperti sekarang, peserta didik harus memiliki identitas diri yang kuat, yang selaras dengan lingkungan dan budayanya.
Peserta didik akan selalu menjunjung moral dan nilai spiritual, bersikap adil dan menghormati hak orang lain, mencintai negara, budaya, dan keberagaman Indonesia, berperan aktif dalam proses demokrasi dengan musyawarah, serta berupaya menciptakan kesejahteraan bersama.
6. Character (Karakter)
Karakter (character) adalah tingkah laku yang melekat kepada individu. Karakter mengacu kepada nilai dan sikap yang mempengaruhi perilaku peserta didik serta interaksinya dengan lingkungan dan orang lain.
Karakter mencerminkan etika dan identitas pribadi siswa. Sifat ini dapat menyikapi dalam berbagai tindakan dan keputusan di dalam beragamnya situasi.
Pembentukan karakter peserta didik adalah proses berkelanjutan yang melibatkan semua pihak, baik guru, orangtua, masyarakat, dan peserta didik itu sendiri.
Karakter peserta didik dapat dibentuk dengan berbagai cara, seperti memberikan teladan, menanamkan nilai moral, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan.***