Info GTKPendidikan

3 Pilihan Penerapan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

MediaBagi.com.  Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dapat diterapkan melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Pilihan penerapan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial ini tentu perlu mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pertimbangan teknis.

Berikut ini adalah 3 pilihan penerapan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial serta pertimbangannya.

Koding dan KA sebagai Mata Pelajaran Wajib (Intrakurikuler)

Mata pelajaran wajib adalah mata pelajaran yang harus diikuti oleh semua peserta didik dalam suatu jenjang pendidikan. Beberapa pertimbangan dalam melaksanakan pilihan ini adalah sebagai berikut.

1. Ketersediaan Guru Pengampu

Pada jenjang SMP dan SMA/SMK, guru pengampu pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial besar kemungkinannya sudah tersedia, mengingat saat ini telah ada mata pelajaran Informatika pada struktur kurikulum.

Meskipun begitu, materi tentang kecerdasan artifisial merupakan hal baru yang perlu dieksplorasi dan dilatihkan pada guru Informatika, karena saat ini kurikulum Informatika belum secara eksplisit memasukkan kecerdasan artifisial sebagai bagian yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Tantangan terbesar adalah pada jenjang SD, khususnya SD Negeri, di mana guru yang mengampu pembelajaran sehari-hari adalah guru kelas dengan kualifikasi pendidikan guru SD.

Hal ini menjadikan pelatihan bagi seluruh guru kelas sangat esensial sebelum menerapkan mata pelajaran ini. Dengan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran wajib maka skala pelatihan bagi guru akan sangat besar.

3 Pilihan Penerapan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial
3 Pilihan Penerapan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial idealnya memerlukan sarana dan prasarana TIK (utamanya komputer dan internet) yang mumpuni. Saat ini belum semua sekolah (utamanya SD) memiliki sarana dan prasarana TIK yang ideal untuk melayani seluruh peserta didiknya.

Penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran wajib akan menambah beban pemerintah dan satuan pendidikan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendukung, khususnya bagi sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana.

3. Penambahan Beban Belajar

Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dapat memberikan banyak manfaat bagi peserta didik, tetapi penting untuk memastikan bahwa mereka tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar.

Dengan mempertimbangkan batasan tersebut, mata pelajaran koding dan kecerdasan artifisial dapat diajarkan selama 2 jam pelajaran tiap minggu dengan peningkatan secara bertahap pada tiap jenjang. Dengan menambahkan Koding dan KA sebagai mata pelajaran wajib, maka secara otomatis beban belajar mingguan peserta didik di sekolah akan bertambah.

4. Sumber Belajar

Sebagai mata pelajaran, pemerintah perlu memastikan penyediaan buku teks untuk pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial. Penyediaan ini dilakukan baik melalui penulisan buku teks utama atau kurasi buku teks pendamping.

Pilihan Koding dan KA sebagai mata pelajaran wajib merupakan pilihan ideal jika ingin memaksimalkan dampak yang merata. Namun, mengingat pilihan ini akan diterapkan di semua sekolah, pemerintah dan satuan pendidikan harus menyiapkan daya dukung yang maksimal serta waktu persiapan yang panjang.

Baca : Pendukung Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Selain itu, Koding dan KA sebagai mata pelajaran wajib berpotensi kurang disukai peserta didik yang kurang berminat untuk mendalami bidang tersebut.

Koding dan KA sebagai Mata Pelajaran Pilihan

Salah satu opsi penerapan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial adalah menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran pilihan adalah mata pelajaran

yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Berbeda dengan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua peserta didik, mata pelajaran pilihan memberikan fleksibilitas bagi peserta didik untuk mendalami bidang tertentu. Pertimbangan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan adalah sebagai berikut.

1. Ketersediaan Guru Pengampu

Dengan menjadikan Koding dan KA sebagai mata pelajaran pilihan, tidak semua sekolah diharuskan menyediakan guru pengampu untuk mata pelajaran tersebut. Guru pengampu bisa ditugaskan dari guru yang sudah ada. Dari sudut pandang pengembangan kompetensi, opsi ini juga dapat mengurangi jumlah guru yang perlu dilatih.

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Sebagaimana opsi koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran wajib, Koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan idealnya memerlukan sarana dan prasarana TIK (utamanya komputer dan internet) yang mumpuni.

Dengan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan, sekolah yang belum mampu menyediakan sarana dan prasarana TIK memiliki pilihan untuk tidak melaksanakan mata pelajaran ini.

3. Penambahan Beban Belajar

Sebagaimana opsi Koding dan KA sebagai mata pelajaran wajib, mata pelajaran tersebut dapat diajarkan selama 2 jam pelajaran tiap minggu dengan peningkatan secara bertahap di tiap jenjang. Dengan menerapkan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan, maka peserta didik yang tidak berminat, tidak mengalami penambahan beban belajar.

4. Sumber Belajar

Sebagaimana opsi koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran wajib, pemerintah perlu memastikan penyediaan buku teks untuk pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial ketika menjadi mata pelajaran pilihan, baik melalui penulisan buku teks utama atau kurasi buku teks pendamping.

Namun dengan menerapkan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan, pengadaan buku cetak di sekolah tidak akan menghabiskan sumber dana yang besar.

Dengan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan, pemerintah dan satuan pendidikan memiliki ruang dalam mengalokasikan sumber daya yang tersedia dan dapat diimplementasikan dalam waktu lebih singkat dibandingkan jika diterapkan sebagai mata pelajaran wajib.

Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai Kokurikuler atau Terintegrasi pada Mata Pelajaran yang Sudah Ada

Opsi lain dari penerapan koding dan kecerdasan artifisial adalah dengan mengintegrasikannya pada mata pelajaran yang sudah ada.

Pada jenjang SD, kemampuan yang perlu dikuasai peserta didik pada pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dapat terintegrasi dengan mata pelajaran umum seperti matematika, bahasa, dan IPAS atau sebagai kokurikuler pada mata pelajaran tersebut. Misalnya, pembelajaran bahasa Indonesia dengan menyajikan teks eksposisi tentang etika penggunaan kecerdasan artifisial.

Pertimbangan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai kokurikuler atau terintegrasi pada mata pelajaran yang sudah ada adalah sebagai berikut.

1. Ketersediaan Guru Pengampu

Dengan menjadikan koding dan kecerdasan artifisial sebagai muatan yang terintegrasi atau kokurikuler, satuan pendidikan tidak perlu menyediakan guru khusus.

Namun, hal ini membutuhkan kemampuan guru untuk memetakan kompetensi yang dapat diselaraskan dengan koding dan kecerdasan artifisial dan mengintegrasikan pembelajarannya pada materi yang sudah ada.

Dari sudut pandang pengembangan kompetensi, jika diterapkan secara nasional, maka jumlah guru yang perlu dilatih substansi koding dan kecerdasan artifisial akan makin banyak.

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai muatan yang terintegrasi atau kokurikuler akan menambah beban pemerintah dan satuan pendidikan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendukung tidak hanya untuk peserta didik, namun juga untuk lebih banyak guru.

3. Penambahan Beban Belajar

Salah satu kelebihan penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai muatan yang terintegrasi atau kokurikuler adalah tidak diperlukannya penambahan beban belajar pada struktur kurikulum.

4. Sumber Belajar

Penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai muatan yang terintegrasi atau kokurikuler di satu sisi tidak membebani pemerintah dan satuan pendidikan untuk menyediakan buku teks mata pelajaran.

Namun, dibutuhkan naskah-naskah inspiratif pembelajaran berupa model-model perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, modul ajar, bahan ajar, perangkat asesmen) sebagai panduan atau acuan guru dalam memetakan kompetensi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler berfungsi untuk memfasilitasi pengembangan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik dengan bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Berdasarkan data, sudah terdapat beberapa sekolah di Indonesia yang mulai memasukkan koding dan kecerdasan artifisial sebagai ekstrakurikuler.

Baca : Tahapan Kompetensi Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai ekstrakurikuler akan membuka ruang inovasi dan partisipasi yang lebih luas bagi satuan pendidikan. Melalui ekstrakurikuler, satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran dan pembinaan.

Penerapan koding dan kecerdasan artifisial sebagai ekstrakurikuler juga dapat menjadi alternatif bagi satuan pendidikan yang ingin memberikan pendalaman bagi peserta didik yang sudah mempelajari koding dan kecerdasan artifisial melalui intrakurikuler.

Umumnya kegiatan ekstrakurikuler tidak diwajibkan di sekolah, sehingga peserta didik diberi kesempatan memilih untuk mengikutinya atau tidak.

Demikian 3 pilihan penerapan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial. Satuan pendidikan yang akan menerapkan muatan koding dan kecerdasan artifisial dapat memilih bentuk penerapannya dengan mempertimbangkan berbagai aspek, agar dapat dilaksanakan secara maksimal untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. ***

Sumber : Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Dikdasmen

MediaBagi.com

CEO Mediabagi.com || Penulis || Profil Linkedin MediaBagi, || Twitter/X MediaBagi || Pinterest MediaBagi ||

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Media Bagi

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca