MediaBagi.com. Peran Guru dalam program 7 kebiasaan anak Indonesia hebat salah satunya adalah membantu menerapkan pembiasaan bermasyarakat kepada peserta didik.
Guru menjadi unsur penting dalam keberhasilan implementasi tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat yang diprogramkan Kemendikdasmen.
Program tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat bertujuan untuk membentuk kebiasaan positif anak-anak Indonesia sehingga dapat memperkuat karakter mereka.
Program 7 kebiasaan anak Indonesia hebat tidak hanya sekadar menyusun kebiasaan baik, tetapi juga bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda Indonesia yang unggul, berintegritas, dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
Salah satu dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat yang perlu diterapkan kepada peserta didik adalah pembiasaan gemar belajar.
Pembiasaan bermasyarakat adalah perilaku terlibat dalam kegiatan sosial, budaya, atau lingkungan di komunitas tempat tinggal seseorang. Kebiasaan ini bermanfaat untuk menumbuhkembangkan nilai gotong royong, kerja sama, saling menghormati, toleransi, keadilan, dan kesetaraan, serta meningkatkan tanggung jawab terhadap lingkungan, dan rasa sekaligus menciptakan kegembiraan.
Peran Guru Dalam Penerapan Pembiasaan Bermasyarakat
Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembiasaan bermasyarakat kepada peserta didik.
Pendidik perlu menumbuhkembangkan kebiasaan bermasyarakat kepada peserta didik agar tumbuh menjadi individu yang mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain dengan cara bertahap dan melalui kegiatan sederhana yang dapat dipahami dan menggembirakan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembiasaan bermasyarakat adalah sebagai berikut.
1. Guru perlu melibatkan peserta didik dalam kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, rumah jompo, korban bencana alam, melakukan penggalangan dana melalui penjualan barang atau acara amal di sekolah untuk membantu yang membutuhkan.
2. Guru perlu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengelolaan lingkungan agar memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, seperti kebersihan sekolah, merawat taman sekolah, kebun sekolah, menanam pohon, atau memilah sampah untuk didaur ulang dijadikan benda fungsional atau benda kriya yang menarik.
3. Guru perlu memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam organisasi atau menjadi anggota kelompok kegiatan sekolah lainnya untuk belajar memahami peran kepemimpinan dan tanggung jawab sosial di dalam organisasi.
4. Guru dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang isu-isu sosial yang sedang berkembang untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang perannya dalam masyarakat, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, seperti diskusi tentang kesetaraan gender, kemiskinan, atau hak asasi manusia. Atau mengadakan diskusi tentang etika dan tanggung jawab sosial agar peserta didik belajar tentang nilai-nilai sosial, etika, dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, misalnya diskusi tentang toleransi, keadilan, dan pentingnya partisipasi aktif dalam kegiatan sosial.
5. Guru dapat melibatkan peserta didik untuk melakukan kegiatan penggalangan dukungan untuk sosial. Misalnya, membuat kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang topik-topik seperti kekerasan, hak pendidikan, atau kebersihan lingkungan, program sekolah ramah anak, atau program anti perundungan.
6. Guru perlu memperkenalkan berbagai profesi yang berkontribusi pada masyarakat dengan mengajak peserta didik mengunjungi berbagai tempat yang memperlihatkan peran masyarakat, seperti rumah sakit, panti asuhan, atau kantor pemerintah. Atau mengundang profesional dari berbagai bidang untuk berbicara tentang pekerjaan, berbagi pengalaman, dan kontribusinya terhadap masyarakat, seperti pekerja sosial, relawan, atau petugas kesehatan masyarakat, atau dapat juga mengundang orang tua peserta didik atau alumni.
7. Guru dapat mengajak peserta didik untuk belajar dalam kelompok dan berbagi pengetahuan untuk mengajarkan nilai kerja sama dan pentingnya membantu teman-teman yang kesulitan dalam belajar. Atau membuat program mentoring agar peserta didik yang lebih senior dapat membantu junior dalam hal akademik maupun sosial.
8. Guru dapat mengajarkan peserta didik untuk menggunakan platform media sosial secara positif untuk memanfaatkan teknologi bagi kebaikan masyarakat, misalnya dengan membuat kampanye sosial, membuat blog atau vlog yang menyoroti permasalahan sosial atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu masyarakat.
9. Guru dapat mengajarkan tata krama dan etika bersosialisasi melalui permainan peran sederhana di kelas agar peserta didik dapat menghargai dan menghormati hak orang lain di lingkungannya, misalnya peserta didik diajak belajar mengucapkan salam ketika bertemu seseorang, meminta tolong ketika membutuhkan bantuan, dan berterima kasih ketika mendapatkan pemberian atau pertolongan dari orang lain. Selain itu, peserta didik juga dapat dilatih untuk mengantri dan bergiliran dalam bermain.
10. Guru dapat memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau menunjukkan sikap peduli terhadap masyarakat. Penghargaan ini dapat berupa sertifikat atau pengakuan dalam kegiatan sekolah.
Sumber : Panduan Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Jenjang SMP
Baca :
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Bangun Pagi
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Beribadah
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Berolahraga
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Makan Sehat dan Bergizi
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Gemar Belajar
- Peran Guru Dalam Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat : Pembiasaan Tidur Cepat
Demikian peran Guru dalam pembiasaan bermasyarakat sebagai bagian dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat.***