MediaBagi.com. Puasa tidak hanya bermanfaat dari sisi spiritual, tetapi juga bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh.
Salah satu manfaat puasa bagi kesehatan, yaitu menjaga sistem pencernaan tubuh. Puasa akan memberikan kesempatan kepada organ-organ pencernaan untuk beristirahat, sehingga berdampak baik pada sistem pencernaan.
Tidak seperti organ lain yang dapat berhenti bekerja saat sedang tidur, saluran pencernaan khususnya lambung, tidak pernah berhenti bekerja untuk memproses makanan yang dimakan tiga kali dalam sehari, bahkan lebih. Organ tersebut mencerna, memecah, dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah.
Dengan berpuasa akan mampu mengurangi aktivitas berlebih dari organ-organ pencernaan dalam mencerna makanan dibandingkan hari-hari biasa saat tidak berpuasa.
Organ-organ pencernaan, seperti mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan anus akan memiliki cukup waktu untuk beristirahat selama berpuasa. Saat puasa, setidaknya dalam 14 jam seseorang tidak mengonsumsi makanan atau minuman.
Dengan berpuasa, tubuh akan memberi kesempatan pada organ pencernaan untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran pencernaan, serta mengurangi beban kerja pencernaan.
Baca : Manfaat Puasa Untuk Meningkatkan Sistem Imun
Saat sistem pencernaan beristirahat, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak. Selama berpuasa, usus dan lambung akan menurunkan aktivitas gerakannya karena tidak terdapat makanan atau minuman yang bisa dicerna
Selain mengistirahatkan organ-organ pencernaan yang menjadikan metabolisme tubuh menjadi lebih baik, berikut adalah manfaat puasa lainnya untuk lancarkan sistem pencernaan.

1. Menurunkan peradangan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan berpuasa secara teratur akan dapat membantu menurunkan tingkat peradangan dalam tubuh.
Peradangan yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit.
Peradangan yang kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS) dan penyakit radang usus (IBD).
Sebuah penelitian tahun 2019 yang diterbitkan dalam Jurnal Frontiers in Nutrition oleh Patterson et al. menemukan bahwa puasa dapat memiliki potensi sebagai terapi tambahan untuk pengelolaan penyakit radang usus (IBD).
Mereka mengamati bahwa puasa dapat mengurangi gejala klinis dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan IBD.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin
Dengan berpuasa, tubuh dengan sendirinya akan mengatasi resistensi insulin, yaitu kondisi menurunnya kemampuan insulin dalam merangsang penggunaan glukosa dalam tubuh.
Insulin merupakan hormon yang mengubah glukosa menjadi energi, dan kemudian disebarkan keseluruh tubuh
Terjadinya peningkatan glukosa dalam darah akan menjadi tanda bagi pankreas untuk melepaskan hormon insulin ke aliran darah. Dengan demikian, fungsi hormon insulin adalah membantu penyerapan glukosa dalam sel-sel tubuh untuk mengendalikan kadar gula darah
Sel-sel dalam tubuh kita membutuhkan energi untuk bekerja, karena itu dibutuhkan glukosa yang nantinya bisa diubah menjadi sumber energi. Akan tetapi, sel-sel tersebut tidak bisa melakukannya sendiri. Karena itu, sel tubuh memerlukan bantuan dari hormon insulin.
Puasa secara teratur terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang dapat membantu mengatur kadar gula darah. Hal ini bisa sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki masalah dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jJurnal Cell Metabolism oleh Halberg et al. menemukan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan pada tikus yang menderita sindrom metabolik, yang sering kali terkait dengan masalah pencernaan seperti perut kembung dan gangguan pencernaan.
3. Menjaga berat badan
Puasa teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan ideal, karena dengan berpuasa terjadi perubahan pola makan dan pembatasan asupan kalori.
Akan tetapi, hal yang harus diingat bahwa untuk menjaga berat badan ideal dan sehat selama puasa, perlu untuk memperhatikan pola makan dan juga gaya hidup yang sehat.
Dengan berat badan yang sehat akan dapat mengurangi risiko terkena berbagai masalah pencernaan seperti penyakit hati berlemak non-alkoholik dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Sebuah studi pada tahun 2020 yang diterbitkan dalam Jurnal Nutrients oleh Sousa et al. menemukan bahwa puasa intermiten dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi lemak hati pada pasien dengan penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD), yang merupakan masalah pencernaan yang umum terjadi.
4. Stimulasi autophagi
Selama puasa, tubuh memulai proses yang disebut autophagi, di mana sel-sel tubuh membersihkan diri dari materi yang tidak diinginkan atau rusak.
Autophagi adalah proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan menggantinya kembali dengan sel-sel baru yang lebih sehat. Proses ini juga dikenal sebagai detoksifikasi tubuh.
Konsep autophagi adalah membuat tubuh lapar. Ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar.
Sel-sel yang lapar ini akan memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak berguna lagi atau sel-sel yang telah rusak atau sel-sel mati, agar tidak menjadi sampah dalam tubuh. Dengan demikian sel-sel mati ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang bisa membahayakan tubuh. Dengan demikian , tubuh orang yang berpuasa akan membersihkan dirinya sendiri
Melalui proses autophagi ini, akan bisa membantu mengurangi risiko perkembangan penyakit tertentu, termasuk penyakit pencernaan.
Baca : 6 Manfaat Puasa Untuk Jaga Organ Tubuh
Penelitian oleh Mizushima et al. pada tahun 2004, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menyelidiki peran autophagi dalam menjaga kesehatan sel dan organ, termasuk sistem pencernaan.
Mereka menemukan bahwa autophagi berperan penting dalam menghilangkan protein yang tidak diinginkan dan memperbaiki sel-sel yang rusak dalam saluran pencernaan.***