MediaBagi.com. Simak ulasan mengenai contoh bioteknologi konvensional dalam pengolahan makanan berikut ini. Bioteknologi konvensional atau bioteknologi tradisional merupakan salah satu jenis bioteknologi yang sudah dikenal lama, bahkan turun temurun.
Oleh karena itu, produk bioteknologi konvensional sangat sering dijumpai dan pemanfaatannya tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.
Pengertian bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang dilakukan dengan teknik memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan produk yang jasa. Teknik ini dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan peralatan sederhana.
Di dalam prosesnya, bioteknologi konvensional memanfaatkan secara utuh mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur. Kemudian, enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme akan terlibat dalam fermentasi (proses peragian) untuk menciptakan produk atau jasa.
Dengan melakukan proses fermentasi, akan terjadi perubahan sifat substrat dan senyawa kompleks terpecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Selain itu, fermentasi juga menghasilkan senyawa asam dan gas. Perubahan sifat dan senyawa baru inilah yang merupakan hasil dari proses bioteknologi konvensional.
Contoh Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Makanan

Bioteknologi konvensional banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang pengolahan makanan. Bioteknologi dalam proses pengolahan makanan umumnya dilakukan dengan teknik fermentasi. Teknik ini memanfaatkan mikroorganisme atau jamur tertentu untuk mengolah makanan.
Berikut adalah beberapa contoh bioteknologi konvensional dalam pengolahan makanan.
1. Tempe
Tempe makanan makanan khas penduduk Indonesia yang memiliki banyak kandungan protein. Tempe sering menjadi pilihan lauk yang dapat dibeli dengan mudah dan harganya terjangkau.
Selain tinggi protein, tempe juga mengandung berbagai vitamin, mineral, serat, lemak sehat, juga prebiotik, yang membuatnya menjadi makanan kaya gizi. Tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menangkal radikal bebas.
Tempe adalah salah satu produk bioteknologi konvensional dari bahan kedelai yang dibuat melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme jamur kapang, atau Rhizopus sp.
Pada proses fermentasi tersebut, jamur akan berkembang biak. Jamur akan membentuk hifa atau miselia kapang yang mengikat satu sama lain. pertumbuhan miselia kapang ini merekatkan biji-biji kedelai, menjadikan tempe berwarna putih, dan memiliki tekstur yang lunak.
2. Tape singkong
Tape singkong merupakan makanan fermentasi dari singkong, yang diproses fermentasi alkohol dengan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae.
Fermentasi tape singkong adalah proses pengubahan pati singkong menjadi alkohol dan asam organik, melalui jamur tersebut.
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
Di dalam pembuatan tape, ragi akan mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana.
Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. Proses ini berlangsung selama 2 hingga 3 hari.
3. Kecap
Kecap adalah produk fermentasi kedelai, berupa cairan kental berwarna hitam dan pada umumnya terbuat dari kedelai hitam. Produk ini digunakan sebagai bumbu atau penyedap berbagai masakan.
Proses fermentasi pada kecap menggunakan jamur Aspergillus sojae atau Aspergillus oryzae. Langkah pembuatan kecap diawali kedelai difermentasi dengan kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian tempe kedelai ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam.
Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus. Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam.
4. Oncom
Oncom merupakan makanan hasil fermentasi bungkil kacang tanah oleh kapang Neurospora sitophila dan hizopous oligosporus. Pembuatan oncom merah terjadi dengan bantuan kapang Neurospora sitophila, sedangkan oncom hitam terbentuk dengan bantuan kapang Rhizopous oligosporus.
Nilai gizi oncom hampir sama dengan tahu dan tempe, mengandung protein dan lemak yang baik bagi tubuh. Proses pembuatan oncom juga hampir sama dengan tempe, yaitu dengan proses fermentasi yang dilakukan oleh beberapa jenis kapang.
Hal yang membedakan tempe dan oncom adalah tempe sudah dikonsumsi ketika kapang belum menghasilkan spora, sedangkan oncom dikonsumsi setelah kapang menghasilkan spora.
Kapang oncom menghasilkan beberapa enzim seperti amylase, lipase dan protease yang aktif selama fermentasi. Enzim-enzim tersebut berperan peran penting dalam pemecahan pati menjadi gula, penguraian bahan penyusun dinding sel kacang, penguraian lemak, serta pembentukan sedikit alkohol dan ester. Ester yang terbentuk selama proses fermentasi berperan dalam aroma oncom.
5. Keju
Salah satu makanan yang berasal dari susu adalah keju, yang dibuat untuk memperpanjang masa penyimpanan susu Keju merupakan makanan hasil fermentasi yang proses fermentasinya dilakukan oleh bakteri asam laktat (Streptococcus lactis).
Langkah pertama dalam pembuatan keju adalah pasteurisasi, yaitu proses menghilangkan bakteri yang berpotensi berbahaya dari susu. Susu dipanaskan dengan suhu rendah, yaitu 70 derajat Celsius, yang bertujuan membunuh bakteri patogen.
Setelah itu, susu akan didinginkan hingga suhu hangat sekitar 32 hingga 40 derajat Celsius. Suhu ini adalah suhu yang ideal untuk tempat tumbuh bakteri yang akan dimasukkan dalam proses berikutnya.
Langkah selanjutnya adalah pengasaman susu. Pengasaman susu perlu dilakukan agar enzim bisa bekerja dengan optimal. Cara pengasaman susu yang paling umum adalah dengan penambahan bakteri asam laktat. Adanya enzim dari bakteri akan meningkatkan keasaman susu, sehingga menyebabkan bagian kasein susu dan susu skim menggumpal.
Di dalam proses pengentalan ini, susu akan menghasilkan bagian padat bernama dadih, yang akan diproses lebih lanjut untuk diubah menjadi keju padat. Selain penambahan bakteri dan jamur, keju juga diberi sedikit garam untuk pelengkap rasa dan memperpanjang masa simpan.
Garam ditambahkan selama produksi keju, tujuannya untuk menghentikan pertumbuhan bakteri, mengontrol kelembapan, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan rasa.
6. Nata de Coco
Nata de Coco adalah hasil dari fermentasi dari air kelapa dan mengandung kadar serat tinggi. Jika dilihat dari aspek gizi, sebenarnya nata de coco tidak mempunyai peran yang penting karena komponen utamanya adalah selulosa. Akan tetapi, ternyata selulosa sangat membantu untuk gerak peristaltik usus besar sehingga akan memperlancar pengeluaran feses
Proses fermentasi air kelapa tersebut terjadi karena adanya bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Hasil dari proses fermentasi ini adalah nata yang berbentuk seperti jeli, berwarna putih hingga bening, serta bertekstur kenyal,
Bakteri ini akan memfermentasikan glukosa (monosakarida) menjadi polisakarida dengan menghasilkan enzim kinase yang menyusun gula menjadi rantai serat atau selulosa ekstraseluler, yang disebut sebagai nata, berbentuk padat kokoh dan kenyal mengapung di atas permukaan.
7. Yogurt
Yogurt dalam bahasa Turki disebut jugurt atau yogurut yang berarti susu asam. Yoghurt adalah suatu produk fermentasi yang diperoleh dari susu segar dengan biakan campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Fermentasi yogurt merupakan penguraian laktosa (gula susu) oleh kedua bakteri tersebut menjadi asam laktat. Proses ini menghasilkan yogurt yang memiliki rasa asam dan tekstur kental.
Yoghurt adalah salah satu hasil produk fermentasi susu yang kandungan gizinya cukup tinggi. Komposisi zat gizi pada yoghurt mirip dengan susu segar, bahkan ada yang jumlahnya lebih tinggi, seperti pada Vitamin B Kompleks, Kalsium (Ca), dan proteinnya.
Hal ini terjadi karena selama proses fermentasi susu menjadi yoghurt, terjadi sintesis vitamin B kompleks khususnya thiamine (vitamin B1) dan riboflavin (vitamin B2), serta beberapa asam amino penyusun protein.
8. Mentega
Mentega sudah diproduksi sejak 8000 samai dengan 9000 tahun SM. di Mesopotamia (sekarang Irak). Mentega (Butter) adalah produk berbahan baku susu ternak.
Mentega dapat dibuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet cream) atau asam. Mentega dari lemak susu yang asam mempunyai cita rasa lebih kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau melalui penambahan inokulum murni bakteri asam laktat (proses fermentasi).
Fermentasi mentega merupakan proses pengolahan krim susu dengan bakteri probiotik untuk menghasilkan mentega yang memiliki cita rasa asam tingan dengan tekstur lembut.***