MediaBagi.com. Bioteknologi merupakan pemanfaatan sistem kehidupan dan organisme untuk mengembangkan dan menciptakan produk baru yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas serta singkat dalam waktu produksi.
Bioteknologi terdiri dari 3 (tiga) unsur kata, yaitu Bios yang berarti hidup, teknos yang berarti penerapan, dan logos yang berarti ilmu.
Dengan demikian pengertian bioteknologi adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan bagian makhluk hidup untuk menghasilkan barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.
Berdasarkan pengertian Bioteknologi tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan Bioteknologi, yaitu untuk memanfaatkan berbagai organisme hidup guna menghasilkan suatu produk yang memiliki manfaat untuk kehidupan manusia.
Prinsip dasar Bioteknologi adalah adanya agen biologis (mikroba, enzim, dan sel), pendayagunaan teknologi untuk memanipulasi DNA, produk dan jasa yang diperoleh serta penggunaan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan produk.
Para ilmuwan memberikan batasan terkait Bioteknologi, yaitu berkaitan dengan katalis biologi (enzim) untuk fungsi atau proses tertentu, penciptaan dengan memanfaatkan katalis, dan pemisaan atau pemurnian produk esensial atas produk yang dihasilkan.

Sejarah Perkembangan Bioteknologi
Sejarah perkembangan Bioteknologi telah dimulai sejak manusia mulai meningkatkan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan agen-agen Biologi.
Sejarah Bioteknologi sebelum era teknologi maju diawali dengan ditemukannya proses fermentasi bir dan pembuatan keju oleh masyarakat Mesir dan Sumeria pada sekitar tahun 2000 SM.
Kemudian Bioteknologi berkembang pada tahun 500 SM ditemukannya jamur penghasil antibiotik pada kedelai untuk menangani infeksi. Masyarakat Mesir Kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorganisme untuk pembuatan bir, anggur, cuka, yogurt, dan lain-lain.
Bahkan bangsa Yunani Kuno telah melakukan proses Bioteknologi dengan melakukan pemuliaan pada tanaman-tanaman dengan kualitas baik serta melakukan ternak hewan-hewan yang potensial untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Bioteknologi kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya mikroskop oleh ilmuwan Belanda, Zacharias Jansshen, pada abad 16 dan ditemukannya sel oleh Robert Hooke dan bakteri oleh Antonii van Leeuwenhoek pada abad 17.
Penemuan vaksinasi Small Pox oleh Edward Jenner menjadi tonggak sejarah perkembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Pada abad 19, enzim dan protein mulai ditemukan dan pada saat yang sama, salah satu bakteri penting dalam proses pengembangan antibiotik secara bioteknologi adalah Escherichia coli.
Perkembangan Bioteknologi dapat digolongkan jadi tiga era, sebagai berikut.
1. Era Bioteknologi Tradisional (6000 SM)
Pada era tersebut, penerapan Bioteknologi dilakukan dengan penggunaan mikroba untuk fermentasi pengolahan makanan dan minuman.
2. Era Bioteknologi Ilmiah (1800 SM – Pertengahan Abad 19)
Di era ini, penelitian yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk menghasilkan obat-obatan seperti antibiotik dan penisilin.
3. Era Bioteknologi Modern (Pasca Perang Dunia II – Sekarang)
Pada era Biotekbologi Modern, upaya untuk menghasilkan bahan pangan dan obat-obatan dilakukan melalui proses yang lebih efektif dan efisien.
Jenis Bioteknologi dan Produk
Secara umum, Bioteknologi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Bioteknologi Konvensional (Tradisional) dan Bioteknologi Modern.
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi Konvensional adalah teknik yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bioteknologi Konvensional menggunakan prinsip atau cara tradisional dalam menghasilkan produk. Prinsip dasar Bioteknologi Konvensional adalah memanfaatkan mikroorganisme utuh secara langsung tanpa proses rekayasa sehingga pemanfaatannya masih sangat terbatas.
Bioteknologi Konvensional menggunakan proses dan alat yang masih sederhana, biaya yang dikeluarkan juga murah dan terjangkau, serta skala produksinya lebih kecil.
Baca : Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional, Salah Satunya Menggunakan Prinsip Fermentasi
Contoh Bioteknologi Konvensional bisa ditemukan tentang proses pembuatan tape dengan menggunakan ragi di permukaan singkong lalu didiamkan selama tiga hari.
Penemuan ini menghasilkan mikroorganisme untuk mengubah rasa singkong jadi lebih manis dan punya aroma yang lebih khas. Beberapa produk dari Bioteknologi Konvensional lainnya, yaitu roti, tempe, kecap, oncom, keju, dan cuka.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi Modern adalah jenis bioteknologi yang menggunakan teknologi reproduksi atau rekayasa genetika serta alat-alat yang canggih dalam menghasilkan produk.
Di dalam rekayasa genetika bisa ditemukan dalam rekombinasi DNA yang melibatkan penyatuan molekul DNA dari 2 spesies yang berbeda yang dilakukan di luar sel hidup.
Rekayasa genetika ini bertujuan untuk menghasilkan spesies atau varietas baru yang jauh lebih unggul daripada yang sudah ada.
Bioteknologi Modern sudah menggunakan alat canggih dan cara yang lebih rumit, menghabiskan biaya yang lebih mahal, dengan proses biokimia dan genetik tidak terjadi secara alami.
Beberapa contoh produk Bioteknologi Modern adalah sebagai berikut.
a. Vaksin: Vaksin influenza, hepatitis A dan B, kolera, COVID-19, dan lainnya
b. Antibiotik: Senyawa yang dihasilkan mikroorganisme untuk membunuh bakteri patogen.
c. Insulin sintetis: Hormon yang dihasilkan melalui bioteknologi modern.
d. Antibodi monoklonal: Produk bioteknologi modern yang digunakan dalam bidang kesehatan.
e. Teknik kultur jaringan: Teknik untuk memperbanyak tumbuhan dalam skala besar.
f. Teknologi rekombinasi DNA: Teknologi yang digunakan untuk mengedit atau memodifikasi genom tanaman.
g. Padi transgenic: Varietas padi yang dimodifikasi genetik untuk mendapatkan sifat tertentu.
h. Biofortifikasi: Upaya pengembangan produk dengan menambahkan nilai gizi.
i. Bioremediasi: Proses pengolahan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme atau tumbuhan.
Baca : Pengertian Bioteknologi Modern, Ciri-ciri, dan Contohnya
Demikian Pengertian Bioteknologi, sejarah, jenis, dan produknya. Semoga bermanfaat.***